Pilih Destinasi untuk anda

Disini akan memberikan gambaran wisata yang kami tawarkan, sumbar memberikan banyak pilihan tempat menarik jadi jangan bingung ya

Wisata Alam

Sejuk indah pegunungan, damai gemercik air di pantai, teduh pepohonan di hutan.

Image

ngarai sianok

Ngarai Sianok merupakan sebuah lembah curam (jurang) yang terletak di perbatasan Kota Bukittinggi, di Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Lembah ini memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota dari selatan Ngarai Koto Gadang sampai ke nagari Sianok Anam Suku, dan berakhir di Kecamatan Palupuh. Ngarai Sianok memiliki pemandangan yang sangat indah dan juga menjadi salah satu objek wisata andalan provinsi. Ngarai Sianok yang dalam jurangnya sekitar 100 m ini, membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m, dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkan Pulau Sumatra menjadi dua bagian memanjang (patahan Semangko). Patahan ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau—hasil dari gerakan turun kulit bumi (sinklinal)—yang dialiri Batang Sianok (batang berarti sungai, dalam bahasa Minangkabau) yang airnya jernih. Di zaman kolonial Belanda, jurang ini disebut juga sebagai karbouwengat atau kerbau sanget, karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai ini. Batang Sianok kini bisa diarungi dengan menggunakan kano dan kayak yang disaranai oleh suatu organisasi olahraga air "Qurays". Rute yang ditempuh adalah dari nagari Lambah sampai jorong Sitingkai nagari Palupuh selama kira-kira 3,5 jam. Di tepiannya masih banyak dijumpai tumbuhan langka seperti rafflesia dan tumbuhan obat-obatan. Fauna yang dijumpai misalnya monyet ekor panjang, siamang, simpai, rusa, babi hutan, macan tutul, dan juga tapir. Ngarai Sianok berlokasi di perbatasan Kota Bukittinggi tepatnya di Kecamatan kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. .

Image

taluak sikulo

Taluak Sikulo (Teluk Sikulo) perlahan-lahan muncul di media online dan media sosial Sumatera Barat. Lokasinya sangat terpencil dan tersembunyi. Tempat wisata ini menjadi incaran para fotografer dan pelancong (traveller) yang menyukai petualangan. Taluak Sikulo adalah sebuah teluk berukuran kecil di Koto XI Tarusan. Memiliki pantai berpasir putih serta ada juga pantai berbatu karang. Terdapat pulau kecil dan gugusan batu karang di bagian tengah teluk, menjadikannya sebuah potensi wisata alam yang unik dan indah. Jika dari Kota Padang, jarak tempuhnya adalah sekitar 62 kilometer, sedangkan waktu tempuhnya adalah sekitar 1,5-2 jam berkendara. Jarak dan waktu tempuh di atas belum termasuk rute berjalan kaki menuju lokasi. Alamat lengkapnya di Desa Ampang Pulai, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Dari beragam sumber dari pengunjung mengatakan bahwa perjalanan dari Pantai Batu Kalang ke lokasi membutuhkan waktu sekitar dua jam. Wisatawan harus melewati batu-batu karang besar dan berjalan menyusuri bibir pantai. Jika kita memilih rute darat yang berbeda, kita harus berjalan kaki naik dan turun bukit selama sekitar dua jam. Kita dapat istirahat di Bukik Ameh yang indah selama perjalanan. Pilihan lain adalah menyewa perahu dari Pantai Batu Kalang, yang berharga sekitar Rp. 300 hingga 500 ribu per hari. Perjalanan memakan waktu sekitar dua puluh menit. Kita masih harus berjalan kaki melalui bagian pantai yang lebih dangkal untuk mencapai lokasi utama Taluak Sikulo. Untuk jam bukanya tidak ada batasan waktu jika ingin berkunjung lokasi ini. Tempat ini memiliki suasana tenang dan alami karena jarang dikunjungi. Bisa menjadi sebuah surga tersembunyi yang akan menyenangkan para pelancong (traveller) yang menyukai petualangan. Di dalam teluk, pantai berpasir panjang dan tidak lebar dengan banyak pepohonan kelapa dan rerumputan di bagian belakangnya. Laut di dalam teluk sangat tenang dan tidak ada ombak. Anak-anak aman berenang dan berendam. Keindahannya semakin meningkat dengan ombak yang menghantam bebatuan membuat suara deburan yang dapat menenangkan pikiran dan hati. Posisi Taluak Sikulo menghadap ke Samudera Indonesia, sebagian besar ke arah selatan, dan sedikit ke arah Barat-Barat Daya. .

Image

taman panorama lobang jepang

Lubang Jepang Bukittinggi (juga dieja Lobang Jepang) adalah salah satu dari sekian banyaknya objek wisata sejarah yang ada di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Lubang Jepang merupakan sebuah terowongan (bunker) perlindungan yang dibangun tentara pendudukan Jepang sekitar tahun 1942 untuk kepentingan pertahanan. Sebelumnya, Lubang Jepang dibangun sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang tentara Jepang, dengan panjang terowongan yang mencapai 1400 m dan berkelok-kelok serta memiliki lebar sekitar 2 meter. Sejumlah ruangan khusus terdapat di terowongan ini, di antaranya adalah ruang pengintaian, ruang penyergapan, penjara, dan gudang senjata. Selain lokasinya yang strategis di kota yang dahulunya merupakan pusat pemerintahan Sumatra Tengah, tanah yang menjadi dinding terowongan ini merupakan jenis tanah yang jika bercampur air akan semakin kokoh. Bahkan gempa yang mengguncang Sumatera Barat tahun 2009 lalu tidak banyak merusak struktur terowonganterowongan. Diperkirakan puluhan sampai ratusan ribu tenaga kerja paksa atau romusha dikerahkan dari pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan untuk menggali terowongan ini. Pemilihan tenaga kerja dari luar daerah ini merupakan strategi kolonial Jepang untuk menjaga kerahasiaan megaproyek ini. Tenaga kerja dari Bukittinggi sendiri dikerahkan di antaranya untuk mengerjakan terowongan pertahanan di Bandung dan Pulau Biak.

Wisata Religi,budaya dan sejarah

Dekat dengan tuhan, panjatkan puji syukur untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan mengenang tentang budaya tentang minang kabau dan berbagai macam sejarahnya.

Image

Masjid raya padang

Masjid Raya Sumatera Barat atau Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi terletak di Jalan Chatib Sulaiman, Kota Padang, Sumatera Barat. Pembangunannya diawali peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 dan dinyatakan tuntas pada 4 Januari 2019 dengan total biaya sekitar Rp330 miliar. Masjid ini didesain oleh Rizal Muslimin lewat proses sayembara yang diadakan pemerintah daerah pada 2006. Adapun rancang bangun rinci dikerjakan oleh Penta Rekayasa. Total Bangun Persada bertindak sebagai kontraktor pelaksana untuk lima tahap awal pembangunan (sampai 2014).[1][2] Berdiri di lahan seluas 7,5 hektare, masjid ini memiliki denah berbentuk persegi yang melancip di empat sudutnya, terinspirasi dari bentuk bentangan kain yang digunakan Nabi Muhammad untuk mengusung Hajar Aswad. Bentuk bangunannya sekaligus merepresentasikan gonjong, atap rumah adat Minangkabau. Ruang utama yang berfungsi sebagai ruang salat terletak di lantai atas dengan elevasi enam meter dan dapat diakses melalui bidang miring yang membujur ke jalan.[1] Menurut rencana induk, Masjid Raya Sumatera Barat disiapkan sebagai Islamic Center yang memiliki sejumlah fasilitas penunjang dengan total estimasi biaya Rp500 miliar. Kerajaan Arab Saudi pernah mengirim bantuan untuk pembangunan, tetapi karena terjadi gempa bumi pada 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengalihkannya untuk keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana. Pembangunan berlangsung lebih lama dari rencana semula karena keterbatasan anggaran daerah. Pada 2015, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta anggaran pembangunan dipangkas sehingga penyelesaian masjid tidak sesuai rencana induk.

Image

mesjid tarapuang painan

Masjid Terapung Painan menjadikan rumah ibadah satu ini tidak hanya digunakan sebagai tempat menjalankan kewajiban dari-Nya namun juga sebagai tempat wisata religi. Kecantikan Masjid Terapung Painan Sejak diresmikan pada bulan Februari 2021 lalu, masjid terapung di Sumatera Barat ini tidak pernah sepi pengunjung. Ditambah lagi, pemandangan di sekitar masjid juga sangat indah karena langsung menghadap ke lepas pantai dengan air biru serta beberapa pulau kecil yang mengitarinya. Setelah keberadaannya diresmikan, masjid terapung langsung menjadi daya tarik wisatawan. Apalagi keberadaannya di kawasan Pantai Carocok Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat juga tergolong masih mudah dijangkau. Nama lengkap dari Masjid ini adalah Masjid Terapung Samudera Ilahi yang memiliki makna bahiniah supaya ketika memasuki masjid ini, para pengunjung sadar bahwa mereka tengah memasuki lautan Ketuhanan dengan segala kebesaran Allah. pendekatan ini dimasukkan dalam pendekatan tasawuf. Luas Bangunan Masjid Terapung Painan Masjid yang berdiri di area bibir laut ini dibangun di atas lahan seluas 1.796 meter persegi dengan biasa pembangunan mencapai 27,5 miliar rupiah, hal ini sebagaimana yang disampaikan Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni saat meresmikannya dahulu. Bangunan yang dilengkapi dengan menara kembar setinggi 32 meter ini dapat menampung hingga 300 jamaah di bangunan inti masjid. Sehingga, tujuan utama pembangunan masjid terapung memang masih difungsikan sebagai rumah ibadah..

Image

istana pagaruyuang

Istano Basa Pagaruyung yang lebih terkenal dengan nama Istana Besar Kerajaan Pagaruyung adalah museum berupa replika istana Kerajaan Pagaruyung terletak di Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Istana ini berjarak lebih kurang 5 kilometer dari Batusangkar. Istana ini merupakan objek wisata budaya yang terkenal di Sumatera Barat. Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli.[1] Istano Basa yang asli terletak di atas bukit Batu Patah dan dibakar habis pada tahun 1804 saat terjadi Perang Padri. Istana baru didirikan kembali tetapi terbakar lagi pada tahun 1966 Istana Pagaruyung pada mulanya di Bukit Batu Patah dan dibakar saat terjadi Perang Padri pada tahun 1804. Istana baru sempat dibangun kembali, tetapi terbakar pada tahun 1966.[3] Istana baru dibangun lagi pada tahun 1976. Meski demikian, gagasan pembangunan kembali Istana Pagaruyung sudah dicetuskan pada tahun 1968 oleh Gubernur Sumatera Barat Harun Zain. Harun Zain merasa diperlukannya warisan yang bisa mempersatukan orang Minang setelah peristiwa Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).[4] Pada tanggal 1 November 1975, disepakatilah sebuah perjanjian pendirian bangunan replika Istana Pagaruyung. Istana ini tidak dibangun pada situs aslinya tetapi berpindah lebih selatan dari situs aslinya. Pembangunan dimulai pada 27 Desember 1976 dengan upacara penamanam tonggak tuo dan baru selesai secara keseluruhan pada tahun 1985.[4] Istana Pagaruyung dimaksudkan untuk menjadi ikon Sumatera Barat. Setelah selesai dibangun, istana menjadi dikenal publik sebagai tempat kunjungan wisata dan museum.

fitur-mato alang tour
Kemudahan dalam reservasi

Segera kunjungi sumbar dengan mengunakan jasa kami

pelayanan terbaik

kami menyiapkan pelayanan terbaik untuk anda turin lokal atau mancanegara.

destinasi

kami menyediakan destinasi terbaik untuk anda.

Pilih Paket & Pesan

Jika sudah anda dapat memilih paket yang kami tawarkan jangan lupa sesuaikan dengan hati anda.