Sejuk indah pegunungan, damai gemercik air di pantai, teduh pepohonan di hutan.
Kota Bukittinggi, yang terkenal dengan ikon Jam Gadang, kini resmi memiliki objek wisata baru yang siap menarik perhatian wisatawan. Tapian Tabiang Barasok, sebuah destinasi wisata alam yang terletak di Kelurahan Bukik Apik Puhun, Kecamatan Guguak Panjang, diresmikan pada Sabtu pagi, 21 Desember 2024, oleh Walikota Bukittinggi Erman Safar,SH didampingi Kabid Pengembangan Destinasi & Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Propinsi Sumbar Objek wisata ini berjarak sekitar 3 kilometer dari pusat kota dan menawarkan pemandangan alam ngarai yang asri dan menawan. Walikota Erman Safar dalam sambutannya menyatakan bahwa keberadaan Tapian Tabiang Barasok merupakan upaya dari masyarakat Bukik Apik Puhun bersama pemerintah kota untuk mengembangkan pariwisata yang lebih terintegrasi. "Kami ingin wisata tidak hanya terpusat di satu titik saja. Tapian Tabiang Barasok adalah salah satu contoh bagaimana kita memperluas potensi wisata ke berbagai kelurahan di Bukittinggi,"ujar Erman. Menurut Erman, objek wisata yang digarap oleh masyarakat sekitar ini diyakini akan menjadi magnet bagi wisatawan, terutama mereka yang ingin menikmati keindahan alam dan sejarah yang dimiliki Bukittinggi. "Dengan penyebaran titik-titik objek wisata baru seperti ini, diharapkan dapat membawa dampak positif pada peningkatan ekonomi masyarakat secara merata.
Swarnabhumi Harau adalah salah satu daya tarik wisata di Lembah Harau, Sumatera Barat. Lembah Harau merupakan salah satu keajaiban alam Indonesia yang terkenal dengan keindahannya, tempat wisata yang baru beroperasi pada 27 Oktober 2023 ini memiliki konsep tempat selfie, restoran, dan penginapan. “Pengunjung bisa selfie, makan di restoran, atau menginap di dua jenis penginapan .
Keindahan alam Sumatera Barat membuat siapapun berdecak kagum. Salah satunya yaitu Lawang Park yang menyuguhkan pemandangan Danau Maninjau.
Kawasan Pulau Mandeh dikenal sebagai Raja Ampat Sumatera Barat karena pulau ini memiliki pulau-pulau kecil di tengah bagian teluk. Pulau Mandeh memiliki wisata bahari dan keindahan pulau-pulau disekitarnya yang menakjubkan.
Nuansa alam yang asri menawarkan indahnya Taman Wisata Panorama Baru Bukittinggi yang dimanjakan dengan keindahan tebing Ngarai yang membentang. Taman Wisata ini merupakan salah satu objek wisata yang ada di Bukittinggi Sumatera Barat. Wisata ini berada pada ketinggian 950,6 Mdpl dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan, sehingga udaranya sejuk dan menyegarkan.
Air Terjun Lembah Anai (dikenal pula Air Mancur, ejaan lama: Ajer Mantjoer) adalah sebuah air terjun yang terletak di jorong aie mancua nagari Singgalang, X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Air terjun setinggi sekira 35 meter ini berada tepat di tepi Jalan Raya Padang-Bukittinggi di kaki Gunung Singgalang. Air Terjun Lembah Anai merupakan bagian dari aliran Sungai Batang Lurah, anak Sungai Batang Anai yang berhulu di Gunung Singgalang di ketinggian 400 Mdpl. Air terjun ini terletak di batas barat kawasan Cagar Alam Lembah Anai sehingga suasana masih alami dengan hutan lebat serta pepohonan rimbun. Disekitar air terjun pun terdapat monyet yang berkeliaran. Pada saat liburan, air terjun ini dikunjungi oleh ratusan pengunjung. Keindahannya membuat Air Terjun Lembah Anai menjadi ikon pariwisata Provinsi Sumatera Barat. .
Lembah Harau adalah sebuah ngarai dekat Kota Payakumbuh di Kabupaten Lima Puluh Kota, provinsi Sumatera Barat. Lembah Harau diapit dua bukit cadas terjal dengan ketinggian mencapai 150 meter berupa batu pasir yang terjal berwarna-warni, dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Topografi Cagar Alam Harau adalah berbukit-bukit dan bergelombang. Tinggi dari permukaan laut adalah 500 sampai 850 meter, bukit tersebut antara lain adalah Bukit Air Putih, Bukit Jambu, Bukit Singkarak, dan Bukit Tarantang. Berjalan menuju Lembah Harau amat menyenangkan. Dengan udara yang masih segar, anda bisa melihat keindahan alam sekitarnya. Tebing-tebing granit yang menjulang tinggi dengan bentuknya yang unik mengelilingi lembah. Tebing-tebing granit yang terjal ini mempunyai ketinggian 80 meter hingga 300 meter.
Ngarai Sianok merupakan sebuah lembah curam (jurang) yang terletak di perbatasan Kota Bukittinggi, di Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Lembah ini memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota dari selatan Ngarai Koto Gadang sampai ke nagari Sianok Anam Suku, dan berakhir di Kecamatan Palupuh. Ngarai Sianok memiliki pemandangan yang sangat indah dan juga menjadi salah satu objek wisata andalan provinsi. Ngarai Sianok yang dalam jurangnya sekitar 100 m ini, membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m, dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkan Pulau Sumatra menjadi dua bagian memanjang (patahan Semangko). Patahan ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau—hasil dari gerakan turun kulit bumi (sinklinal)—yang dialiri Batang Sianok (batang berarti sungai, dalam bahasa Minangkabau) yang airnya jernih. Di zaman kolonial Belanda, jurang ini disebut juga sebagai karbouwengat atau kerbau sanget, karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai ini. Batang Sianok kini bisa diarungi dengan menggunakan kano dan kayak yang disaranai oleh suatu organisasi olahraga air "Qurays". Rute yang ditempuh adalah dari nagari Lambah sampai jorong Sitingkai nagari Palupuh selama kira-kira 3,5 jam. Di tepiannya masih banyak dijumpai tumbuhan langka seperti rafflesia dan tumbuhan obat-obatan. Fauna yang dijumpai misalnya monyet ekor panjang, siamang, simpai, rusa, babi hutan, macan tutul, dan juga tapir. Ngarai Sianok berlokasi di perbatasan Kota Bukittinggi tepatnya di Kecamatan kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. .
Danau Singkarak adalah sebuah danau yang membentang di dua kabupaten yang terdapat di provinsi Sumatera Barat, Indonesia, yaitu kabupaten Solok dan kabupaten Tanah Datar. Danau ini memiliki luas 107,8 km² dan merupakan danau terluas ketiga di pulau Sumatra setelah Danau Ranau di Sumatra Selatan dan Danau Toba di Sumatera Utara.Danau ini merupakan hulu dari sungai atau Batang Ombilin. Namun sebagian air danau ini dialirkan melalui terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak[1] di dekat Lubuk Alung, kabupaten Padang Pariaman. Danau Singkarak merupakan salah satu hasil dari proses tektonik yang dipengaruhi oleh Sesar Sumatra.[butuh rujukan] Danau ini adalah bagian dari Cekungan Singkarak-Solok yang termasuk di antara segmen dari Sesar Sumatra. Cekungan dari danau ini terbentuk dari sebuah amblesan yang disebabkan oleh aktivitas pergerakan Sesar Sumatra. Cekungan besar ini terbendung oleh material vulkanik dari letusan gunung api sekitarnya. Akibat pembendungan material vulkanik ini terbentuklah Danau singkarak di satu bagian Cekungan Singkarak-Solok.[butuh rujukan] Berbeda dengan Danau Maninjau yang terbentuk akibat letusan gunung api, Danau Singkarak terbentuk utamanya karena proses tektonik.
Hamparan kebun teh menjadi salahsatu objek wisata primadona di Kabupaten Solok pada libur lebaran tahun ini. Kebun itu tepatnya berada di Jorong Aia Batumbuk, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar). Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Solok, armen mengatakan, di ruas jalan Aia Batumbuk banyak kendaraan wisatawan berhenti. Mereka sengaja turun untuk mengabadikan momen dengan landskap hijaunya kebun teh di Solok. Ditambah lagi udara yang sejuk membuat wisatawan merasa nyaman. “Kendaraan di ruas ini terpantau padat dua hari terakhir. Petugas dari kepolisian, TNI, Dinas Perhubungan ada di lapangan untuk mengatur supaya tidak terjadi kemacetan,” ucapnya, Minggu (14/4/2024). Kebun teh di Solok merupakan milik PT. Perkebunan Nusantara VI. Terhampar di sepanjang kaki bukit Gunung Talang. Keindahannya tidak kalah dengan suasana puncak Bogor yang ada di Jawa Barat. Rani, salah seorang wisatawan yang datang dari Pekanbaru, Provinsi Riau mengakui, sengaja datang ke Solok untuk menikmati keindahan perkebunan teh. Kemudian dilanjutkan menikmati panorama Danau Kembar. “Kebun yang hijau membuat suasana hati tenang. Suasana seperti ini tidak bisa kita temui di Pekanbaru,” ucapnya. Kebun teh di Solok merupakan lokasi wisata yang mudah dijangkau karena tepat berada di tepi jalan. Jika ditempuh dari Kota Padang, tempat ini berjarak sekitar 65 kilometer.
Danau Kembar merupakan tempat wisata yang terletak di daerah Bungo Tanjuang, Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Kawasan wisata ini terkenal dengan sebutan Danau Diatas dan Danau Dibawah (Danau di Ateh dan Danau di Bawah). Danau yang tergolong unik ini memiliki ketertarikan tersendiri bagi wisatawan Daya Tarik Danau Kembar Danau Kembar merupakan dua danau yang letaknya berdampingan berjarak sekitar 300 meter. Kawasan danau memiliki udara sejuk dengan bentang alam yang indah yang dapat dilihat dari bukit yang terdapat di antara kedua danau ini. Meskipun disebut Danau Kembar, Danau Diatas dan Danau Dibawah memiliki perbedaan luas, bentuk, serta kedalaman.
Taluak Sikulo (Teluk Sikulo) perlahan-lahan muncul di media online dan media sosial Sumatera Barat. Lokasinya sangat terpencil dan tersembunyi. Tempat wisata ini menjadi incaran para fotografer dan pelancong (traveller) yang menyukai petualangan. Taluak Sikulo adalah sebuah teluk berukuran kecil di Koto XI Tarusan. Memiliki pantai berpasir putih serta ada juga pantai berbatu karang. Terdapat pulau kecil dan gugusan batu karang di bagian tengah teluk, menjadikannya sebuah potensi wisata alam yang unik dan indah. Jika dari Kota Padang, jarak tempuhnya adalah sekitar 62 kilometer, sedangkan waktu tempuhnya adalah sekitar 1,5-2 jam berkendara. Jarak dan waktu tempuh di atas belum termasuk rute berjalan kaki menuju lokasi. Alamat lengkapnya di Desa Ampang Pulai, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Dari beragam sumber dari pengunjung mengatakan bahwa perjalanan dari Pantai Batu Kalang ke lokasi membutuhkan waktu sekitar dua jam. Wisatawan harus melewati batu-batu karang besar dan berjalan menyusuri bibir pantai. Jika kita memilih rute darat yang berbeda, kita harus berjalan kaki naik dan turun bukit selama sekitar dua jam. Kita dapat istirahat di Bukik Ameh yang indah selama perjalanan. Pilihan lain adalah menyewa perahu dari Pantai Batu Kalang, yang berharga sekitar Rp. 300 hingga 500 ribu per hari. Perjalanan memakan waktu sekitar dua puluh menit. Kita masih harus berjalan kaki melalui bagian pantai yang lebih dangkal untuk mencapai lokasi utama Taluak Sikulo. Untuk jam bukanya tidak ada batasan waktu jika ingin berkunjung lokasi ini. Tempat ini memiliki suasana tenang dan alami karena jarang dikunjungi. Bisa menjadi sebuah surga tersembunyi yang akan menyenangkan para pelancong (traveller) yang menyukai petualangan. Di dalam teluk, pantai berpasir panjang dan tidak lebar dengan banyak pepohonan kelapa dan rerumputan di bagian belakangnya. Laut di dalam teluk sangat tenang dan tidak ada ombak. Anak-anak aman berenang dan berendam. Keindahannya semakin meningkat dengan ombak yang menghantam bebatuan membuat suara deburan yang dapat menenangkan pikiran dan hati. Posisi Taluak Sikulo menghadap ke Samudera Indonesia, sebagian besar ke arah selatan, dan sedikit ke arah Barat-Barat Daya. .
Lubang Jepang Bukittinggi (juga dieja Lobang Jepang) adalah salah satu dari sekian banyaknya objek wisata sejarah yang ada di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Lubang Jepang merupakan sebuah terowongan (bunker) perlindungan yang dibangun tentara pendudukan Jepang sekitar tahun 1942 untuk kepentingan pertahanan. Sebelumnya, Lubang Jepang dibangun sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang tentara Jepang, dengan panjang terowongan yang mencapai 1400 m dan berkelok-kelok serta memiliki lebar sekitar 2 meter. Sejumlah ruangan khusus terdapat di terowongan ini, di antaranya adalah ruang pengintaian, ruang penyergapan, penjara, dan gudang senjata. Selain lokasinya yang strategis di kota yang dahulunya merupakan pusat pemerintahan Sumatra Tengah, tanah yang menjadi dinding terowongan ini merupakan jenis tanah yang jika bercampur air akan semakin kokoh. Bahkan gempa yang mengguncang Sumatera Barat tahun 2009 lalu tidak banyak merusak struktur terowonganterowongan. Diperkirakan puluhan sampai ratusan ribu tenaga kerja paksa atau romusha dikerahkan dari pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan untuk menggali terowongan ini. Pemilihan tenaga kerja dari luar daerah ini merupakan strategi kolonial Jepang untuk menjaga kerahasiaan megaproyek ini. Tenaga kerja dari Bukittinggi sendiri dikerahkan di antaranya untuk mengerjakan terowongan pertahanan di Bandung dan Pulau Biak.
Dekat dengan tuhan, panjatkan puji syukur untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan mengenang tentang budaya tentang minang kabau dan berbagai macam sejarahnya.
Masjid Raya Sumatera Barat atau Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi terletak di Jalan Chatib Sulaiman, Kota Padang, Sumatera Barat. Pembangunannya diawali peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 dan dinyatakan tuntas pada 4 Januari 2019 dengan total biaya sekitar Rp330 miliar. Masjid ini didesain oleh Rizal Muslimin lewat proses sayembara yang diadakan pemerintah daerah pada 2006. Adapun rancang bangun rinci dikerjakan oleh Penta Rekayasa. Total Bangun Persada bertindak sebagai kontraktor pelaksana untuk lima tahap awal pembangunan (sampai 2014).[1][2] Berdiri di lahan seluas 7,5 hektare, masjid ini memiliki denah berbentuk persegi yang melancip di empat sudutnya, terinspirasi dari bentuk bentangan kain yang digunakan Nabi Muhammad untuk mengusung Hajar Aswad. Bentuk bangunannya sekaligus merepresentasikan gonjong, atap rumah adat Minangkabau. Ruang utama yang berfungsi sebagai ruang salat terletak di lantai atas dengan elevasi enam meter dan dapat diakses melalui bidang miring yang membujur ke jalan.[1] Menurut rencana induk, Masjid Raya Sumatera Barat disiapkan sebagai Islamic Center yang memiliki sejumlah fasilitas penunjang dengan total estimasi biaya Rp500 miliar. Kerajaan Arab Saudi pernah mengirim bantuan untuk pembangunan, tetapi karena terjadi gempa bumi pada 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengalihkannya untuk keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana. Pembangunan berlangsung lebih lama dari rencana semula karena keterbatasan anggaran daerah. Pada 2015, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta anggaran pembangunan dipangkas sehingga penyelesaian masjid tidak sesuai rencana induk.
masjid Al-Hakim Padang adalah sebuah masjid bergaya Taj Mahal di tepi Pantai Padang, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia. Masjid ini mulai dibangun pada awal 2017. Biaya pembangunannya berasal dari seorang donatur, sementara lahannya disediakan oleh Pemerintah Kota Padang seiring penataan Pantai Padang yang dilakukan sejak 2014.[1] Lahan masjid ini dulunya merupakan area permainan anak dan dipenuhi tenda-tenda pedagang kaki lima (PKL). Pada 2016, seorang donatur menyampaikan niatnya untuk membangun masjid di tepi pantai.[4] Berkat pendekatan yang dilakukan pemerintah setempat, PKL bersedia direlokasi ke tempat baru sehingga pembangunan masjid dapat dikerjakan.[2] Sejak 4 September 2020, Masjid Al-Hakim Padang sudah dibuka terbatas untuk aktivitas ibadah dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Menurut rencana, masjid akan diresmikan pada November 2020.
Masjid Terapung Painan menjadikan rumah ibadah satu ini tidak hanya digunakan sebagai tempat menjalankan kewajiban dari-Nya namun juga sebagai tempat wisata religi. Kecantikan Masjid Terapung Painan Sejak diresmikan pada bulan Februari 2021 lalu, masjid terapung di Sumatera Barat ini tidak pernah sepi pengunjung. Ditambah lagi, pemandangan di sekitar masjid juga sangat indah karena langsung menghadap ke lepas pantai dengan air biru serta beberapa pulau kecil yang mengitarinya. Setelah keberadaannya diresmikan, masjid terapung langsung menjadi daya tarik wisatawan. Apalagi keberadaannya di kawasan Pantai Carocok Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat juga tergolong masih mudah dijangkau. Nama lengkap dari Masjid ini adalah Masjid Terapung Samudera Ilahi yang memiliki makna bahiniah supaya ketika memasuki masjid ini, para pengunjung sadar bahwa mereka tengah memasuki lautan Ketuhanan dengan segala kebesaran Allah. pendekatan ini dimasukkan dalam pendekatan tasawuf. Luas Bangunan Masjid Terapung Painan Masjid yang berdiri di area bibir laut ini dibangun di atas lahan seluas 1.796 meter persegi dengan biasa pembangunan mencapai 27,5 miliar rupiah, hal ini sebagaimana yang disampaikan Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni saat meresmikannya dahulu. Bangunan yang dilengkapi dengan menara kembar setinggi 32 meter ini dapat menampung hingga 300 jamaah di bangunan inti masjid. Sehingga, tujuan utama pembangunan masjid terapung memang masih difungsikan sebagai rumah ibadah..
Jam Gadang adalah menara jam yang menjadi penanda atau ikon Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini menjulang setinggi 27 meter dan diresmikan pembangunannya pada 25 Juli 1927.[1] Terdapat jam berukuran besar berdiameter 80 cm di empat sisi menara sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan bahasa Minangkabau yang berarti "jam besar". Jam Gadang menjadi lokasi peristiwa penting pada masa sekitar kemerdekaan Indonesia, seperti pengibaran bendera merah putih (1945), Demonstrasi Nasi Bungkus (1950), dan pembunuhan 187 penduduk setempat oleh militer Indonesia atas tuduhan terlibat Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (1959).[2][3] Saat ini, Jam Gadang menjelma menjadi objek wisata dengan perluasan taman di sekitarnya. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik pada hari kerja maupun pada hari libur. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sini. .
Istano Basa Pagaruyung yang lebih terkenal dengan nama Istana Besar Kerajaan Pagaruyung adalah museum berupa replika istana Kerajaan Pagaruyung terletak di Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Istana ini berjarak lebih kurang 5 kilometer dari Batusangkar. Istana ini merupakan objek wisata budaya yang terkenal di Sumatera Barat. Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli.[1] Istano Basa yang asli terletak di atas bukit Batu Patah dan dibakar habis pada tahun 1804 saat terjadi Perang Padri. Istana baru didirikan kembali tetapi terbakar lagi pada tahun 1966 Istana Pagaruyung pada mulanya di Bukit Batu Patah dan dibakar saat terjadi Perang Padri pada tahun 1804. Istana baru sempat dibangun kembali, tetapi terbakar pada tahun 1966.[3] Istana baru dibangun lagi pada tahun 1976. Meski demikian, gagasan pembangunan kembali Istana Pagaruyung sudah dicetuskan pada tahun 1968 oleh Gubernur Sumatera Barat Harun Zain. Harun Zain merasa diperlukannya warisan yang bisa mempersatukan orang Minang setelah peristiwa Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).[4] Pada tanggal 1 November 1975, disepakatilah sebuah perjanjian pendirian bangunan replika Istana Pagaruyung. Istana ini tidak dibangun pada situs aslinya tetapi berpindah lebih selatan dari situs aslinya. Pembangunan dimulai pada 27 Desember 1976 dengan upacara penamanam tonggak tuo dan baru selesai secara keseluruhan pada tahun 1985.[4] Istana Pagaruyung dimaksudkan untuk menjadi ikon Sumatera Barat. Setelah selesai dibangun, istana menjadi dikenal publik sebagai tempat kunjungan wisata dan museum.
Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau atau biasa disingkat PDIKM adalah salah satu museum di Sumatera Barat yang terletak di Kelurahan Silaing Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang.[1][2] Museum ini bersisikan berbagai macam informasi dan koleksi mengenai kebudayaan Minangkabau baik berupa dokumentasi audio maupun visual.[1][2][3] Museum ini dapat diakses dari jalur utama Padang–Bukittinggi, berjarak sekitar lebih kurang dua kilometer dari pusat Kota Padang Panjang.
Jembatan Sitti Nurbaya adalah jembatan yang membentang sepanjang 156 meter di atas sungai Batang Arau, Kota Padang, Sumatera Barat. Jembatan ini menghubungkan pusat kota dengan Seberang Padang. Mengambil nama dari novel klasik Sitti Nurbaya karya Marah Rusli, jembatan ini adalah akses menuju Gunung Padang, salah satu latar tempat Sitti Nurbaya.[1] Dibangun sejak tahun 1995, pembangunan jembatan menghabiskan biaya Rp19,8 miliar dari anggaran pemerintah daerah dan pemerintah pusat, dibantu oleh Asian Development Bank (ADB) dan Overseas Economic Cooperation Fund (OECF). Penggunaannya diresmikan pada pertengahan tahun 2002, ditandai dengan kehadiran pemeran drama televisi Sitti Nurbaya HIM Damsyik, Novia Kolopaking, dan Gusti Randa.
Malin Kundang adalah cerita rakyat yang berasal dari provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Legenda Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi batu. Cerita rakyat yang mirip juga dapat ditemukan di negara-negara lain di Asia Tenggara. Di Malaysia cerita serupa berkisah tentang Si Tenggang[1] yang berasas dari kisah lebih awal lagi pada tahun 1900 dalam buku Malay Magic yang ditulis oleh Walter William Skeat sebagai satu cerita rakyat berjudul Saleh Megat Sajobang.[2] Cerita Si Tenggang pernah diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta pada tahun 1975 sebagai judul Nakoda Tenggang: Sebuah Legenda dari Indonesia.
Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka adalah museum yang terletak di sekitar tepian Danau Maninjau, tepatnya di Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Museum ini mulai dibangun pada tahun 2000 dan diresmikan pada tahun 2001 oleh Gubernur Sumatera Barat waktu itu, Zainal Bakar. Sesuai dengan namanya, museum ini mengkhususkan diri pada koleksi benda-benda peninggalan Buya Hamka, yang bangunannya merupakan rumah yang ditempati Hamka sejak lahir hingga sebelum pindah ke Padang Panjang. Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka terletak pada ketinggian yang lebih tinggi 5 meter dari jalan raya di sekitarnya.[1] Museum ini menghadap ke arah barat atau Danau Maninjau dan membelakang ke arah timur.[1] Museum ini memiliki bentuk arsitektur layaknya Rumah Gadang dengan atap bergonjong dan hiasan ukiran Minang. Museum ini mulai dibuka pukul 8.00 hingga pukul 15.00 waktu setempat. Namun biasanya akan tetap dibuka untuk sementara waktu meski pengunjung melewati batas waktu kunjungan.[2] Dari sekian orang yang mengunjungi museum ini, kebanyakan mereka bukan orang Indonesia, melainkan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. .
Makanan enak punya ciri khas tersendiri dan diracik oleh tangan ahli dan sofenir yang bisa anda bawa untuk kerabat atau saudara .
Makanan berat khas sumatra barat yang di gandrungi .
kripik khas sumatra barat yang memiliki banyak varian rasa biasanya di jadikan oleh oleh atau cemilan .
makanan khas yang terbuat dari kelapa yang di bakar sangat cocok di santap saat panas dan sangat mengugah selera.
tempat puluhan outlate makanan di buat di satu tempat yang nyaman dan aman .
kampuang tenun pandai sikek menghasilkan kain khas sumatra barat dengan cara di tenun.
pasa ateh yang berada di pusat kota bukittinggi .
kami menyiapkan pelayanan terbaik untuk anda turin lokal atau mancanegara.
kami menyediakan destinasi terbaik untuk anda.
Jika sudah anda dapat memilih paket yang kami tawarkan jangan lupa sesuaikan dengan hati anda.